Mungkin masih banyak di antara para keturunan Guru Mangaloksa bertanya-tanya tentang Pusaka peninggalan Guru Mangaloksa, namun mengenai hal tersebut dapat kita simak di bawah ini berita dari Harian Sinar Indonesia Baru Edisi Sabtu, 2 Agustus 2014.
Berbagai Pusakko Peninggalan Raja Guru Mangaloksa Ditemukan di Beberapa Daerah
Tarutung (SIB) - Atas petunjuk 'sahala raja' kepada seorang “sorangannya”, berbagai barang “pusakko” (pusaka) peninggalan Raja Guru Mangaloksa ditemukan di beberapa daerah. Penemuan barang pusaka tersebut setelah sorangannya bernama Dedy Boy Lumban Tobing (23) mendapat ilham dan petunjuk dari 'sahala ni' Raja Guru Mangaloksa tentang keberadaan barang-barang pusaka yang berada di berbagai daerah.
Pengumpulan puluhan barang pusaka tersebut telah dilaksanakan sejak empat bulan lalu sampai sekarang. Pencarian dan pengambilannya dilakukan secara sakral. Barang-barang tersebut ditemukan di hutan belantara yang tidak dapat dilihat mata manusia secara langsung, namun melalui petunjuk 'sahala raja' kepada sorangannya barang tersebut dapat ditemukan dengan utuh dan langsung disaksikan oleh 'pomparannya' yang mewakili empat marga yakni Hutabarat, Panggabean Hutagalung dan Hutatoruan serta Hula-hula Pasaribu dari Barus Tapanuli Tengah.
Menurut Ketua Panitia Pembangunan Monumen Ompui Raja Guru Mangaloksa, Gold Paulus Hutabarat didampingi Sekretaris Firma Lumban Tobing, Kamis (31/7), sejak empat bulan lalu sampai sekarang sudah ada 14 pusakko peninggalan Raja Guru Mangaloksa ditemukan di berbagai daerah dan sekarang dikumpulkan di rumah sorangannya di Desa Simarangkir Julu Kecamatan Siatas Barita,Tarutung. Barang-barang tersebut antara lain; buku lak-lak dari Barus, tano sanjomput, kursi Guru Mangaloksa, keris (tujuh bayangan) dari Desa Portibi Gunung Tua, pinggan pasu dari Siatas Barita, buka parsantabian dari Siatas Barita, piso halasan dan batu pitonggam dari Siatas Barita, tawar, baju moncak dari Marsait Bosi Simorangkir, sarung keris marsait, batu bola portibi (batu parpadanan) dari Aek Tangga Garoga, miak tawar dari Kabanjahe, piso yang datang sendiri dan tungkot Tunggal Panaluan dari Garoga. Semua barang itu ditemukan di hutan belantara di berbagai daerah.
Pencarian barang-barang pusaka itu selain dihadiri marga keturunan Guru Mangaloksa juga disaksikan ratusan warga yang kepingin tahu di masing-masing tempat. Penemuan terakhir sampai saat ini yakni Tongkat Tunggal Panaluan di hutan Garoga yang pencariannya diawali dengan gondang sabangunan sehingga mendapat perhatian 300-an warga.
Sementara itu salah seorang pomparan Guru Mangaloksa, Sabang Simorangkir SE saat ditanya SIB mengatakan, pencarian barang-barang milik ompui sudah cukup banyak menghabiskan energi dan biaya, karena lokasinya berbeda-beda dan pengambilannya sudah dilakukan sejak empat bulan lalu. Namun atas dukungan dan bantuan dana yang diberikan mantan Bupati Tapanuli Utara Torang Lumban Tobing pihaknya jadi terbantu.
"Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada mantan bupati Taput bapak Torang Lumban Tobing yang memberikan perhatiannya dan memberikan bantuan dana sehingga proses pengumpulan barang-barang peninggalan Ompui Raja Guru Mangaloksa dapat terbantu," ucapnya.
Belum diketahui secara pasti apakah masih ada lagi barang lain yang akan ditemukan karena sorangannya masih menunggu petunjuk 'sahala raja. Namun telah direncanakan akan memindahkan makam dari Desa Sigaol Porsea ke Siatas Barita, Tarutung.(E1/ r)
Tarutung (SIB) - Atas petunjuk 'sahala raja' kepada seorang “sorangannya”, berbagai barang “pusakko” (pusaka) peninggalan Raja Guru Mangaloksa ditemukan di beberapa daerah. Penemuan barang pusaka tersebut setelah sorangannya bernama Dedy Boy Lumban Tobing (23) mendapat ilham dan petunjuk dari 'sahala ni' Raja Guru Mangaloksa tentang keberadaan barang-barang pusaka yang berada di berbagai daerah.
Pengumpulan puluhan barang pusaka tersebut telah dilaksanakan sejak empat bulan lalu sampai sekarang. Pencarian dan pengambilannya dilakukan secara sakral. Barang-barang tersebut ditemukan di hutan belantara yang tidak dapat dilihat mata manusia secara langsung, namun melalui petunjuk 'sahala raja' kepada sorangannya barang tersebut dapat ditemukan dengan utuh dan langsung disaksikan oleh 'pomparannya' yang mewakili empat marga yakni Hutabarat, Panggabean Hutagalung dan Hutatoruan serta Hula-hula Pasaribu dari Barus Tapanuli Tengah.
Menurut Ketua Panitia Pembangunan Monumen Ompui Raja Guru Mangaloksa, Gold Paulus Hutabarat didampingi Sekretaris Firma Lumban Tobing, Kamis (31/7), sejak empat bulan lalu sampai sekarang sudah ada 14 pusakko peninggalan Raja Guru Mangaloksa ditemukan di berbagai daerah dan sekarang dikumpulkan di rumah sorangannya di Desa Simarangkir Julu Kecamatan Siatas Barita,Tarutung. Barang-barang tersebut antara lain; buku lak-lak dari Barus, tano sanjomput, kursi Guru Mangaloksa, keris (tujuh bayangan) dari Desa Portibi Gunung Tua, pinggan pasu dari Siatas Barita, buka parsantabian dari Siatas Barita, piso halasan dan batu pitonggam dari Siatas Barita, tawar, baju moncak dari Marsait Bosi Simorangkir, sarung keris marsait, batu bola portibi (batu parpadanan) dari Aek Tangga Garoga, miak tawar dari Kabanjahe, piso yang datang sendiri dan tungkot Tunggal Panaluan dari Garoga. Semua barang itu ditemukan di hutan belantara di berbagai daerah.
Pencarian barang-barang pusaka itu selain dihadiri marga keturunan Guru Mangaloksa juga disaksikan ratusan warga yang kepingin tahu di masing-masing tempat. Penemuan terakhir sampai saat ini yakni Tongkat Tunggal Panaluan di hutan Garoga yang pencariannya diawali dengan gondang sabangunan sehingga mendapat perhatian 300-an warga.
Sementara itu salah seorang pomparan Guru Mangaloksa, Sabang Simorangkir SE saat ditanya SIB mengatakan, pencarian barang-barang milik ompui sudah cukup banyak menghabiskan energi dan biaya, karena lokasinya berbeda-beda dan pengambilannya sudah dilakukan sejak empat bulan lalu. Namun atas dukungan dan bantuan dana yang diberikan mantan Bupati Tapanuli Utara Torang Lumban Tobing pihaknya jadi terbantu.
"Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada mantan bupati Taput bapak Torang Lumban Tobing yang memberikan perhatiannya dan memberikan bantuan dana sehingga proses pengumpulan barang-barang peninggalan Ompui Raja Guru Mangaloksa dapat terbantu," ucapnya.
Belum diketahui secara pasti apakah masih ada lagi barang lain yang akan ditemukan karena sorangannya masih menunggu petunjuk 'sahala raja. Namun telah direncanakan akan memindahkan makam dari Desa Sigaol Porsea ke Siatas Barita, Tarutung.(E1/ r)
* * * * *
Demikian info yang disampaikan, untuk selanjutnya belum ada tanggapan kami, Saudara/i dapat menanggapi sendiri. Terima kasih dan Horas.
Sumber: